Senin, 30 Januari 2017

Inilah Surga untuk Pezina dan Pencuri

Banyak pencuri dan pezina enggan
untuk menggunakan kesempatan bertaubat kepada Allah, padahal Allah itu Maha Pengampun kalau hamba-Nya mau datang dan benar-benar mengakui segala dosa yang telah diperbuat selama di dunia.




 Bahkan meski sudah tahu akan ada azab yang disediakan oleh Allah, banyak pencuri dan pezina yang tidak takut. Walaupun mereka pelaku dosa dan dosa mereka kerap dianggap besar, Allah bisa saja tetap mengizinkan mereka untuk masuk surga dan benar-benar membukakan pintu surga itu bagi mereka. Selalu ada kesempatan yang terbuka lebar bagi mereka yang mau mencoba untuk kembali ke jalan Allah.


Sekalinya membaca judul ini, mungkin beberapa orang menjadi salah paham karena mengira bahwa Islam membenarkan pencuri dan juga pezina sehingga mereka bisa masuk surga nantinya. Kisah semuanya bermula dari Abu Dzar yang tengah berjalan sendirian dan dalam perjalanannya ia bertemu dengan Rasulullah secara tidak sengaja saat Rasulullah SAW dalam perjalanannya hendak menuju ke padang pasir. Saat itu langkah Rasulullah berhenti dan malah memalingkan wajah ke arah Abu Dzar. Karena jalanan sangat gelap akibat penerangan yang sudah dipadamkan begitu juga kesunyian yang merayap, Rasulullah tidak dapat melihat secara jelas siapa yang berselisipan dengan beliau, maka Rasulullah bertanya ‘siapa itu?’

Surga untuk pencuri dan pezina bermula dari pertemuan Rasulullah dan Abu Dzar tanpa adanya maksud untuk membenarkan kedua perbuatan tidak terpuji itu. Abu Dzar pun menjawab siapa dirinya dan akhirnya Nabi mengajaknya untuk menjadi teman berjalan. Sambil menikmati malam tersebut, keduanya pun berjalan seraya membicarakan banyak hal, termasuk juga tanda-tanda kiamat. Dituturkan oleh Rasulullah bahwa salah satu tandanya akan terjadi kiamat adalah munculnya orang-orang kaya tapi sebenarnya miskin. Manusia tersebut memang mempunyai harta melimpah, tapi hartanya tidak didayagunakan untuk melakukan kebaikan dan beramal di jalan Allah melainkan hanya untuk kepentingan pribadi saja.

Untuk menjawab fitnah, Islam membenarkan pencurian dan perzinahan, obrolan antara Abu Dzar dan Nabi perlu kita simak lebih lanjut. Mereka berhenti bercakap-cakap setibanya di area padang pasir yang disekitarnya ada batu-batu dan jaraknya tidaklah begitu jauh dari bukit Uhud. Abu Dzar pun diminta untuk menunggu di tempat Rasulullah berhenti dan sebentar menghilang di dalam kegelapan malam hari itu. Disuruh menunggu, Abu Dzar pun tidak ke mana-mana meski ia penasaran. Ia tetap duduk di sana dan memperhatikan ke arah di mana Rasulullah menghilang, namun sosoknya tidaklah kembali saat ditunggu-tunggu. Beberapa waktu kemudian, suara langkah terdengar dan ada di dekat tempat duduknya. Ia kesulitan untuk mengecek siapa yang datang karena saking gelapnya.

Membantah Islam melegalkan pencurian dan perzinahan, kisah Abu Dzar masih berlanjut. Tidak lama Rasulullah pun datang kembali dan menyampaikan kabar gembira yang disampaikan oleh Jibril kepadanya di sebelah padang pasir tersebut. Dikatakan bahwa siapapun yang mati tidak dengan menyekutukan Allah SWT dengan selain-Nya, orang itu akan dibukakan pintu surga, bahkan meski orang itu pernah mencuri dan berzina.

Hadits yang menyatakan hal tersebut dapat ditemukan dalam riwayat dari Imam Bukhori, setelah itu keduanya, Rasulullah serta Abu Dzar melanjutkan perjalanan mereka ke Madinah. Banyak disebutkan dan dijelaskan di hadits-hadits bahwa jaminan seseorang masuk surga adalah dengan mengucap kalimat syahadat. Walau diketahui orang tersebut sudah sering melakukan dosa, ia akan dimasukkan ke surga oleh Allah sendiri, hanya saja hal itu akan terjadi sesudah dosanya ‘disucikan’ di neraka lebih dulu.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Inilah Surga untuk Pezina dan Pencuri

0 komentar:

Posting Komentar